Mengapa Harus Kuliah? Padahal Banyak Lulusan Sarjana Menganggur
Di Indonesia, kuliah masih dianggap sebagai jalan utama menuju kesuksesan. Banyak orang tua yang rela berkorban besar agar anaknya bisa mengecap bangku universitas. Namun, realitanya kini menjadi pertanyaan besar: mengapa harus kuliah, jika setelah lulus banyak yang tidak tertampung di dunia kerja?
Fenomena ini tidak hanya dialami oleh satu dua orang, tapi sudah menjadi masalah sistemik. Banyak mahasiswa yang setelah menyelesaikan pendidikan justru berujung menganggur, atau bekerja di luar bidangnya dengan upah rendah.
1. Masyarakat Masih Menganggap Kuliah sebagai Status Sosial
Bagi banyak keluarga Indonesia, kuliah bukan hanya soal ilmu, tapi soal gengsi. Anak yang bisa kuliah di universitas ternama dianggap “berhasil”, meskipun tidak semua memahami arah dan tujuan pendidikan itu sendiri. Tak jarang, jurusan dipilih hanya karena ikut-ikutan teman atau tekanan orang tua, bukan dari minat atau kebutuhan pasar.
Kata kunci: alasan kuliah, manfaat kuliah di masa kini
2. Lapangan Kerja Tidak Seimbang dengan Jumlah Lulusan
Setiap tahun, ratusan ribu sarjana baru lulus dari berbagai kampus. Namun, lapangan kerja di Indonesia tidak bertambah secepat itu. Banyak sektor industri tidak mampu menampung seluruh lulusan, apalagi yang tidak memiliki skill khusus atau pengalaman kerja.
Contohnya:
-
Lulusan ekonomi melimpah, tapi lowongan untuk bidang tersebut stagnan
-
Lulusan teknik atau IT belum tentu siap pakai karena gap teori dan praktik
Kata kunci: pengangguran lulusan sarjana, lapangan kerja di Indonesia
3. Dunia Kampus Tidak Selaras dengan Kebutuhan Industri
Banyak kurikulum perguruan tinggi yang belum disesuaikan dengan perkembangan industri 4.0. Mahasiswa diajari teori bertahun-tahun, tapi minim praktik dan soft skill. Hasilnya, saat masuk dunia kerja, mereka masih harus “belajar ulang” agar sesuai kebutuhan perusahaan.
-
Tidak semua kampus mengajarkan keterampilan digital, problem solving, atau komunikasi profesional
-
Kampus terlalu fokus pada nilai akademis, bukan pengembangan karakter dan skill nyata
Kata kunci: kekurangan sistem pendidikan tinggi, kualitas lulusan perguruan tinggi
4. Lulusan Terjebak di Zona Nyaman Menunggu Panggilan Kerja
Banyak lulusan baru yang hanya mengandalkan lamaran kerja online dan menunggu panggilan. Padahal, saat ini dunia kerja menuntut keaktifan, jaringan, dan kreativitas.
Jarang ada yang berpikir untuk:
-
Membangun usaha sendiri (wirausaha)
-
Freelance sambil mencari pengalaman
-
Menambah skill digital lewat kursus online
Kata kunci: pengangguran terdidik, alternatif setelah lulus kuliah
5. Gelar Tidak Lagi Jadi Jaminan
Dulu, memiliki gelar sarjana sudah cukup untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sekarang, perusahaan lebih melihat skill dan portofolio. Banyak lulusan SMA yang sukses karena mereka langsung terjun ke dunia kerja dan membangun pengalaman lebih dulu.
Contohnya:
-
Programmer otodidak lebih banyak dicari daripada lulusan IT tanpa proyek nyata
-
Content creator bisa menghasilkan lebih banyak dibanding pekerja kantoran
Kata kunci: gelar bukan jaminan sukses, pentingnya skill di dunia kerja
6. Mentalitas “Yang Penting Lulus” Masih Menjadi Budaya
Sayangnya, banyak mahasiswa hanya mengejar kelulusan, bukan ilmu. Asal nilai cukup, skripsi selesai, dan ijazah di tangan—selesai. Tanpa menyiapkan diri menghadapi dunia pasca-kampus, mereka kehilangan arah setelah wisuda.
Padahal dunia kerja menuntut:
-
Kompetensi nyata
-
Pengalaman organisasi atau magang
-
Kemampuan adaptasi
Kata kunci: mental mahasiswa zaman sekarang, tantangan setelah wisuda
7. Kurangnya Bimbingan Karier di Kampus
Sebagian besar universitas tidak memiliki sistem bimbingan karier yang kuat. Mahasiswa dibiarkan sendiri untuk menentukan arah setelah lulus. Career center kampus jarang aktif, dan alumni sulit dihubungi untuk mentoring.
-
Tidak ada pelatihan membuat CV yang menarik
-
Tidak ada pelatihan wawancara kerja
-
Tidak diarahkan ke jalur freelance atau bisnis digital
Kata kunci: bimbingan karier mahasiswa, karier setelah kuliah
Apakah Kuliah Masih Penting?
Jawabannya: masih, tapi tidak cukup. Kuliah tetap penting untuk:
-
Membangun pola pikir akademik
-
Memperluas jaringan
-
Mendapatkan wawasan keilmuan
Namun, jika kamu hanya mengandalkan gelar tanpa membangun skill, relasi, dan pengalaman, kamu akan kalah saing.
Apa yang Harus Dilakukan Mahasiswa?
Berikut beberapa langkah agar kamu tidak hanya menjadi lulusan pengangguran:
✅ Mulai ikut proyek atau freelance sejak semester awal
✅ Bangun portofolio online: blog, GitHub, desain, artikel, dll
✅ Ikuti pelatihan tambahan: copywriting, coding, editing, digital marketing
✅ Perbanyak relasi: magang, komunitas, organisasi
✅ Pikirkan plan B: kerja remote, bisnis kecil, content creator, dll
Kesimpulan
Kuliah itu bukan akhir, tapi awal. Jangan hanya mengejar ijazah. Bangun skill, jaringan, dan pengalaman sedini mungkin. Dunia kerja kini sangat kompetitif, dan mereka yang aktif dan adaptif akan bertahan.
Ingat, banyak lulusan sarjana menganggur bukan karena mereka kuliah, tapi karena mereka tidak siap dengan dunia nyata.
Komentar
Posting Komentar